Panduan Cara Menjadi Pro Player eSports: Tips dari Gamer Profesional

Bagaimana cara menjadi pemain eSports profesional di Indonesia bahkan global? Apa saja yang menanti di perjalanan? Rintangan apa saja yang mungkin dihadapi?

Artikel ini akan membahas langkah-langkah penting, berbagi tips praktis, serta memberi gambaran nyata tentang kehidupan sehari-hari seorang pro player.

Mengapa karier pemain eSports profesional jadi impian baru?

Dalam beberapa tahun terakhir, eSports berkembang pesat baik secara internasional maupun lokal di Indonesia. Turnamen dengan hadiah jutaan dolar sudah jadi hal biasa, dan tren ini diperkirakan terus naik tanpa memandang usia maupun gender.

Maka tak heran banyak gamer mulai bertanya: “Bagaimana cara jadi pemain eSports profesional? Apakah harus latihan siang malam?”

Untuk menjawab itu, mari kita dengar pengalaman Fabio “AFoxx” Veigas, pro player Valorant yang pernah menjuarai liga regional Jerman, Austria, dan Swiss.

Kisah AFoxx: dari Overwatch ke juara Valorant

  • Nama: Fabio “AFoxx” Veigas
  • Usia: 29 tahun
  • Game awal: Overwatch
  • Karier terkini: Pro player Valorant bersama tim Angry Titans, juara DACH (Jerman, Austria, Swiss).

AFoxx membuktikan bahwa perjalanan jadi pro player tidak instan. Ia memulai dari satu game, belajar, lalu berkembang ke game baru sampai akhirnya sukses seperti sekarang.

Tantangan: mimpi gamer yang bikin pusing kepala orang tua

Keinginan jadi atlet eSports sering dipandang sebelah mata, sama seperti profesi live streamer atau influencer. Orang tua AFoxx awalnya menolak keras.

Alasannya, orang tua mengalami dilema karena sang anak harus bisa membagi waktu antara bermain game, belajar (sekolah/kuliah), dan istirahat.

Namun setelah melihat bakat dan prestasi awalnya, pandangan mereka berubah. “Akhirnya mereka sadar kalau eSports bukan sekadar tren sebentar. Sekarang mereka mendukung penuh,” kata AFoxx.

eSports vs Olahraga Tradisional

Selain dari segi intensitas fisik, sebenarnya apa perbedaan eSports dengan olahraga biasa?

  • Olahraga tradisional: punya federasi resmi, jalur pembinaan, dan sistem jelas sejak dini.
  • eSports: masih berkembang dan sudah punya federasi di Indonesia, infrastrukturnya berbeda di tiap game, banyak bergantung pada networking dan komunitas.

Tapi kabar baiknya, turnamen dan liga eSports makin terorganisir. Performa bagus kini lebih mudah dilirik oleh tim atau sponsor.

Panduan Menjadi Pro Player eSports

1. Tentukan motivasi yang lurus

Alasan utama harus dari dalam diri. Bukan semata uang atau ketenaran, tapi karena suka bermain dan menikmati kompetisi.

Niat yang baik adalah modal paling awal untuk berkarier secara profesional.

2. Pilih jenis game yang tepat

Jika sudah berpengalaman: pilih game populer dengan ekosistem kompetitif kuat, misalnya CS:GO, Dota 2, League of Legends, Valorant.

Jika pemula: coba game MOBA yang sedang naik daun seperti Mobile Legends, Free Fire, atau PUBG. Risiko: kalau hype game turun, peluang ikut redup.

3. Latihan secara konsisten

Latihan rutin itu wajib. AFoxx bilang: “Anggap latihan game seperti olahraga di gym. Hasilnya datang dari konsistensi.”

  • Main ranked match sesering mungkin.
  • Tonton gameplay pro player untuk belajar teori.
  • Latih game sense dan refleks mekanis lewat repetisi.

Berikut ini contoh jadwal kegiatan harian seorang gamer pro.

JamKegiatan atau Aktivitas
10.00-10.30Bangun tidur, mandi pagi
11.00Sarapan
11.30Pemanasan di depan komputer PC, latihan koordinasi tangan dan mata (Valorant training area) dan tanding melawan bot.
12.00Deathmatch game melawan gamer manusia.
13.00Latihan dengan beberapa mekanisme, peralatan senjata, dan mode game.
13.30Ulas game yang sudah berlalu dan mengecek performanya bersama pelatih. Bagian yang bisa dikembangkan dan diperbaiki wajib dicatat. Kemudian lanjut makan siang dan latihan dengan tim.
21.00-22.00Solo Ranked atau Deathmatch, coba mode atau senjata lain.
23.00Rileks, bersantai sambil menonton acara tv atau serial tanpa memedulikan aktivitas game lagi. Bersiap untuk tidur.

 

4. Ukur skill Anda: apakah sudah cukup?

Setiap game punya sistem ranking. Misalnya di Valorant, hanya 500 pemain terbaik di region yang bisa disebut “pro level”.

Tips dari AFoxx: anggaplah gim sebagai pekerjaan, jaga disiplin, dan seimbangkan latihan dengan kesehatan fisik serta mental.

5. Bangun komunitas dan tim pro player esports

Networking tetaplah penting. Bergabunglah dengan komunitas eSports lokal, universitas, atau buat tim sendiri.

Pengalaman kompetisi kecil adalah pijakan menuju liga besar.

Perihal sponsor, carilah secara mandiri atau keluarkan kocek dari kantong sendiri jika memungkinkan.

6. Tunjukkan diri ke publik

Talent saja tidak cukup jika tidak ada yang tahu. Cara paling efektif: streaming.

  • Tentukan jadwal rutin.
  • Bangun audiens secara konsisten.
  • Punya disiplin dan stamina ekstra untuk mengatur waktu.

7. Siapkan peralatan yang mendukung

Gaming memang hobi mahal. Tapi perangkat yang tepat bisa membantu performa. Peralatan AFoxx untuk game FPS yaitu:

  • Mouse: Logitech G Pro Superlight
  • Keyboard: Anne Pro II Gateron Red Switch
  • Mousepad: Logitech G640
  • Monitor: AGON 360Hz
  • Headset: Logitech Pro X Wireless

Apabila budget yang Anda miliki belum sanggup memenuhi perangkat di atas, cobalah mencicil perangkat dari yang terjangkau kemudian upgrade setelah lebih banyak uang terkumpul.

Sebagai pelengkap, pakailah jersey tim profesional supaya penampilan Anda tetap terjaga.

Kesimpulan

Menjadi pro player eSports butuh lebih dari sekadar bakat. Dibutuhkan motivasi, disiplin, komunitas, dan strategi yang mumpuni.

Seperti kata AFoxx: konsistensi, mental kuat, dan kerja keras adalah kunci. Kalau semua sudah siap, mulai dari mindset hingga peralatan, maka jalan menuju panggung eSports terbuka lebar.

Praktisi pemasaran digital. Fokus di kepenulisan, SEO, dan Paid Ads.

You might also like
Shopping cart

No products in the cart

Return to shop
Chat WhatsApp
WhatsApp